RajaKomen

Baru Dilantik, Direksi Baru Antam Diterpa Isu SARA Hingga Ex Pecatan

31 Des 2021  |  1104x | Ditulis oleh : FDT
Baru Dilantik, Direksi Baru Antam Diterpa Isu SARA Hingga Ex Pecatan

Dunia jagat maya dihebohkan dengan terungkapnya nama-nama direksi PT Aneka Tambang (Persero) Tbk yang baru. Pasalnya, susunan direksi yang dipilih melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB), 23 Desember 2021 itu dinilai bermasalah.

Di antara permasalahan yang disorot netizen adalah berkaitan dengan isu suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA). Terbukti, empat dari lima direksi Antam yang baru terpilih merupakan suku Batak. Bahkan tak hanya direksi, jabatan Komisaris Utama Antam yang terpilih juga berasal dari suku Batak.

Netizen juga semakin heboh karena tak ada satupun dari direksi yang beragama Islam. Kesemuanya merupakan Non Muslim. Atas kondisi itu, tidak sedikit netizen yang bertanya-tanya: Apakah Antam akan dijadikan alat untuk mengeruk keuntungan untuk satu golongan tertentu menjelang Pilpres 2024.

BERITA TERKAIT :

Persoalan lain yang juga dipermasalahkan netizen adalah masuknya Caleg gagal dari PDI Perjuangan Basar Simanjuntak dalam jajaran direksi Antam. Padahal selain ia gagal dalam pencalonannya sebagai Anggota DPR RI dalam Pemilu 2019, ia disebut juga gagal saat dipercaya sebagai Direktur di Badan Pelaksana Otorita Danau Toba (BPODT).

"Basar caleg gagal PDIP, juga gagal sebagai direktur di Otorita Danau Toba dan tidak memiliki track record yang baik. Pak Erick malah menunjuk dia sebagai Direktur SDM (PT Antam). Memang di internal Antam tidak punya kader-kader yang bagus gitu?,” ujar Widi dalam akun media sosialnya, Selasa, 28 Desember 2021.

Tidak hanya Basar Simanjuntak. Munculnya nama Dolok Robert Silaban yang menjabat Direktur Pengembangan Usaha PT Antam juga jadi bahan kritik. Pasalnya Dolok pernah diberhentikan oleh Antam beberapa tahun silam, karena selain bermasalah juga tidak memiliki prestasi berarti.

“Coba bayangkan, Dolok Robert ini kan sudah diberhentikan Antam sejak 6 tahun silam, disinyalir tidak memiliki prestasi apa-apa dan pernah membuat masalah di Antam. Sekarang malah menduduki direksi, Antam kayak perusahaan abal-abal saja,” tulis pemilik akun Twitter @Saraswti.

Diketahui, pada RUPSLB 23 Desember lalu, semua direksi PT Antam diganti dengan wajah baru. Mereka adalah Nico Kanter yang menjabat sebagai Direktur Utama Antam. Kemudian Direktur Pengembangan Usaha dijabat oleh Dolok Robert Silaban, dan Direktur Operasi & Produksi dipegang I Dewa Bagus Sugata Wirantaya. Sementara Elisabeth RT Siahaan ditunjuk sebagai Direktur Keuangan & Management Resiko dan Basar Simanjuntak ditunjuk sebagai Direktur Sumber Daya Manusia.

Berikut beberapa cuitan netizen yang heboh menanggapi direksi baru PT Antam:

"Siapa yg pilih semua direksi ini, knp minoritas semua?? Apa maksud kalian?? Memangnya Antam ini punya nenek moyangnya minoritas?," tulis pemilik akun Twitter @rudisirait8, 26 Desember 2021.

"Mantap..Batak semua..," kata pemilik akun Alboy_aboe disertai emoticon tertawa. Lalu ada pula yang menulis, "Non-is mendominasi, kalau nggak dibilang semua."

"Diisi yg paling NKRI, dan yg konon minoritas. Sikaat semua mumpung ada kesempatan. Hehehhe......," tulis I Bima.

"Tapi mereka sllu teriak diskriminasi..pdhal mereka yg paling parah mempraktek kan nya.." tulis akun lainnya.

"Wow...inikah yg disebut kebhinekaan???" tulis akun lainnya. Bahkan ada pula yang berseloroh menyebut PT Antam sudah seperti anak usaha PT Toba.

Diketahui, kehebohan warganet ini berawal dari cuitan mantan sekretaris Kementerian BUMN Muhammad Said Didu. Ia melalui akun Twitter miliknya @msaid_didu pada 25 Desember 2021, menulis, "Silakan publik menilai ada apa yg agak "aneh" dari Susunan Direksi dan Komisaris BUMN ini."

Cuitannya ini merespons nama-nama direksi baru PT Antam yang diposting akun @OfficialAntam pada 24 Desember 2021.

Baca Juga:
Mengintegrasikan Pembelajaran Daring dan Tatap Muka untuk Pengalaman Mahasiswa yang Lebih Kaya

Mengintegrasikan Pembelajaran Daring dan Tatap Muka untuk Pengalaman Mahasiswa yang Lebih Kaya

Pendidikan      

5 Sep 2023 | 221 FDT


Pendidikan telah mengalami transformasi besar dalam beberapa tahun terakhir, terutama dalam hal bagaimana mahasiswa mengakses dan mengalami pembelajaran. Salah satu pendekatan yang semakin ...

Jaga Mata Tetap Jernih dengan 4 Cara Alami Ini

Jaga Mata Tetap Jernih dengan 4 Cara Alami Ini

Kesehatan      

27 Okt 2020 | 1568 Penulis


Aghil - Mata adalah salah satu indera yang penting untuk kita. Karenanya, penting untuk menjaga kesehatan pada mata. Terlebih pada zaman modern saat ini, dimana mata mudah lelah dan ...

Jangan Suudzon Dulu, Begini Cerita Foto Viral Babe Haikal Bersama GP

Jangan Suudzon Dulu, Begini Cerita Foto Viral Babe Haikal Bersama GP

Nasional      

10 Jan 2023 | 221 Penulis


Viralnya Foto-foto dan video Babe Haikal yang sedang duduk bersama Ganjar Pranowo viral dan banyak yang menduga bahkan sampai mengira adanya dukungan kepada sosok GP. Namun sebaiknya kita ...

Mayoritas Islam Di Indonesia Ternyata Hanya Jadi Minoritas Ketika Membela Kebenaran

Mayoritas Islam Di Indonesia Ternyata Hanya Jadi Minoritas Ketika Membela Kebenaran

Religi      

22 Des 2020 | 787 Penulis


Memang benar agama Isla adalah agama yang banayak dianut di Indonesia, sejak dari sekolah dasar pun kita tentu sudah di ajarkan tentang agama mana yang menjadi mayoritas dinegara kita. ...

Menilai Kepercayaan Masyarakat pada Janji Prabowo untuk Menjaga Integritas dan Perkuat KPK

Menilai Kepercayaan Masyarakat pada Janji Prabowo untuk Menjaga Integritas dan Perkuat KPK

Nasional      

13 Feb 2024 | 36 Penulis


Isu penindakan tindak pidana korupsi menjadi salah satu topik yang dibahas dalam debat calon presiden yang diselenggarakan di Jakarta pada hari Selasa, 12 Desember 2023. Penyelesaian ...

Jokowi dan Bansos Februari 2024 Rp 11.25 Triliun: Politik atau Kepedulian?

Jokowi dan Bansos Februari 2024 Rp 11.25 Triliun: Politik atau Kepedulian?

Nasional      

30 Jan 2024 | 41 Penulis


Presiden Joko Widodo (Jokowi) baru-baru ini mengumumkan pemberian bantuan sosial (bansos) senilai Rp 11.25 triliun untuk 18.8 juta orang. Setiap penerima akan menerima Rp 600 ribu per bulan ...