Piala Dunia, LGBT dan HIV AIDS

Isu atau kabar tentang LGBT atau cinta sesama jenis ini semakin menunjukkan keberadaannya, semenjak akan bergulirnya Piala Dunia kaum LGBT seperti tidak terima jika di Piala Dunia 2022 Qatar mereka tidak bisa menunjukkan keberadaannya atau dilarang masuk ke Negara paling kaya tersebut. Bahkan setelah kejuaraan Piala Dunia sudah berlangsung mereka semakin menjadi-jadi dengan mempengaruhi beberapa pemain dari negara Eropa untuk mau mendukung mereka dengan memakai atribut pelangi sebagai ciri khas dari kaum LGBT.

Kabar terbaru tentang penggunaan atribut pelangi ini adalah ketika timnas Inggris  dan Jerman bertanding, timnas dari kedua negara tersebut seperti di paksa untuk mendukung kaum LGBT walaupun pihak FIFA sendiri sudah melarangnya.

FIFA sebagai penyelenggara kejuaraan sepak bola dunia ini tentunya sangat menghormati keputusan atau aturan dari negara tuan rumah yaitu Qatar. FIFA pun sangat tegas melarang adanya dukungan untuk kaum LGBT di Piala Dunia Qatar, termasuk kepada tim peserta piala dunia yang memakai atribut pelangi dan akan memberikan sanksi tegas berupa kartu kuning kepada pemain yang sengaja memakainya.

LGBT di Indonesia sendiri memang banyak menuai kontroversi terutama bagi umat Islam, keberadaan mereka sangat tidak dibenarkan dan tidak ada toleransi apapun bagi kaum yang menyimpang tersebut. Banyak sekali alasan untuk menolak keberadaan mereka di Indonesia, selain karena aturan dalam agama Islam juga adanya ancaman penyakit berbahaya seperti HIV AIDS dan bisa merusak moral anak-anak muda penerus bangsa.

Sudah banyak sekali kasus penyebaran HIV/AIDS yang penularannya melalui mereka yang sering berhubungan sesama jenis atau LGBT. Di Indonesia sendiri sudah mulai banyak ditemukan kasus HIV/AIDS yang disinyalir memang tersebar karena banyaknya kaum LGBT di berbagai kota di Indonesia. Seperti ditemukan di kabupaten Karawang sepanjang  tahun 2021 lalu sebanyak 112 kasus, yang semuanya disumbang oleh homoseksual.

Sebenarnya kaum LGBT saat ini memang sudah banyak dan tidak terkendali karena bisa menular melalui pergaulan, karena itu tidak sepatutnya ada yang malah mendukung keberadaan mereka karena pastinya akan berdampak buruk bagi generasi muda penerus bangsa di negara mana pun itu termasuk Indonesia.