rajabacklink

Amankan Kekuasaan, Taktik Cawe-Cawe Presiden Jokowi dalam Mendukung Calon Presiden Baru

27 Sep 2023  |  449x | Ditulis oleh : Penulis
Amankan Kekuasaan, Taktik Cawe-Cawe Presiden Jokowi dalam Mendukung Calon Presiden Baru

Seiring berlalunya waktu, takdir seorang pemimpin dalam pemerintahan pasti akan mencapai akhirnya. Ini berlaku tidak hanya untuk pejabat negara biasa, tapi bahkan untuk pemimpin tertinggi sekalipun seperti seorang presiden. Ketika masa jabatannya mencapai akhir, kita seringkali menyaksikan bagaimana pejabat negara, termasuk presiden saat ini, terlibat dalam serangkaian taktik yang menarik untuk mencari atau mendukung calon pemimpin baru yang akan menggantikan mereka. Namun, dibalik keramaian ini, seringkali ada motif dan agenda tersembunyi yang mungkin tak selalu jujur dan terbuka.

Menutupi Dosa dan Tindak Korupsi

Beberapa pejabat negara mungkin mencari pemimpin penerus sebagai upaya untuk menutupi jejak dosa dan tindak korupsi yang mereka lakukan selama masa jabatan. Dengan memastikan bahwa pemimpin baru adalah "orang mereka," mereka berharap dapat menghindari penyelidikan lebih lanjut.

Mengatur Pemimpin

Selanjutnya Ada kasus di mana pejabat yang masih berkuasa berusaha mengatur pemilihan pemimpin selanjutnya agar mendukung calon yang akan menjadi "boneka" mereka. Dengan demikian, mereka dapat terus mempengaruhi kebijakan dan keputusan politik tanpa harus secara resmi berkuasa.

Pertahankan Kekuasaan

Beberapa pejabat negara takut kehilangan pengaruh mereka setelah masa jabatan mereka berakhir. Dengan mencari pemimpin selanjutnya yang dapat mereka kendalikan, mereka berharap dapat mempertahankan pengaruh mereka di pemerintahan.

Perlindungan Bisnis dan Relasi Bisnis

Pejabat yang memiliki bisnis atau koneksi dengan kelompok ekonomi tertentu mungkin ingin memastikan bahwa pemimpin selanjutnya tidak akan mengancam bisnis mereka atau mengungkap praktik-praktik korupsi. Oleh karena itu, presiden dan pejabat lainnya mencari calon yang akan melindungi kepentingan mereka.

Penglibatan Keluarga dalam Politik

Terkadang, pejabat mencoba membawa anggota keluarganya ke dalam dunia politik dengan mendukung mereka menjadi pemimpin selanjutnya. Hal ini dapat memastikan bahwa kekuasaan dan pengaruh keluarga tersebut tetap terjaga. Sebagai contoh, anak dan menantu Presiden Jokowi yang saat ini menjabat sebagai Walikota.

Meskipun mencari pemimpin selanjutnya adalah tindakan yang sah dalam sistem politik Indonesia, kita harus selalu berhati-hati terhadap praktik-praktik yang mungkin tersembunyi di baliknya. Transparansi, integritas, dan partisipasi aktif masyarakat dalam proses politik sangat penting untuk memastikan bahwa kebijakan yang diambil dan pemimpin yang dipilih benar-benar melayani kepentingan rakyat, bukan golongan. Dengan pemahaman yang lebih mendalam tentang kemungkinan motif tersembunyi di balik taktik ini, kita dapat lebih kritis dalam menilai tindakan pejabat negara dalam mencari pemimpin selanjutnya.

Tindakan Presiden Jokowi dalam mencari calon pemimpin baru saat ini memunculkan pertanyaan tentang maksud dan tujuannya, yang mungkin lebih berkaitan dengan kepentingan pribadi daripada kepentingan demokrasi dan rakyat Indonesia. Ada kekhawatiran bahwa Presiden Jokowi berupaya memastikan bahwa proyek Ibu Kota Negara (IKN) baru akan tetap dikerjakan oleh Tenaga Kerja Asing (TKA) China, dengan menyewakan sebidang tanah seluas 34.000 hektar kepada warga negara China selama 190 tahun, sementara rakyat Indonesia harus membayar sewa untuk pengerjaan proyek IKN kepada negara China. Selain itu, syarat tambahan yang mewajibkan warga Indonesia untuk mempelajari bahasa Mandarin di sekolah-sekolah telah menimbulkan kekhawatiran lebih lanjut.

Dengan alokasi sebesar 34.000 hektar, proyek ini dapat menampung hingga 100 juta warga negara China, yang memicu kekhawatiran akan kemungkinan pengucilan suku Dayak dan kelompok pribumi lainnya, serupa dengan apa yang terjadi pada suku Aborigin di Australia. Jika masa sewa selama 190 tahun terpenuhi, status warga negara Indonesia juga bisa menjadi isu yang serius. Secara keseluruhan, situasi ini memunculkan keraguan tentang nasionalisme Presiden Jokowi dan dampaknya bagi Indonesia.

Baca Juga:
Peluang Karir yang Menjanjikan di Industri Perbankan Syariah

Peluang Karir yang Menjanjikan di Industri Perbankan Syariah

Pendidikan      

15 Jan 2024 | 240 FDT


Industri perbankan syariah saat ini tengah berkembang pesat, menciptakan peluang karir yang menjanjikan bagi individu yang tertarik berkarir di sektor keuangan yang sesuai dengan ...

4 Destinasi Wisata Keren Luar Negeri Murah

4 Destinasi Wisata Keren Luar Negeri Murah

Wisata      

11 Sep 2020 | 1217 FDT


Saat kamu memiliki rencana liburan ke luar negeri, maka pastinya yang pertama terlintas dalam pikiranmu adalah besarnya biaya yang harus dikeluarkan. Tetapi jika kamu nekad ingin sekali ...

Pesantren Al Masoem

Transformasi Pendidikan Islam: Jejak Pondok Pesantren Modern di Jawa Barat

Pendidikan      

13 Mei 2024 | 200 FDT


Pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam tradisional yang telah lama menjadi bagian penting dalam perkembangan pendidikan di Indonesia. Di Jawa Barat, terdapat jejak transformasi ...

mobile legend

Game Mobile Legend: Game yang Diminati Remaja dengan Fitur-Fitur Unggul

Tekno      

20 Mei 2024 | 198 FDT


Game Mobile Legend telah menjadi salah satu game yang paling diminati oleh remaja di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Hal ini dikarenakan game Mobile Legend memiliki beragam fitur yang ...

smp al masoem

7 Fasilitas Boarding School yang Membuat Santri Betah dan Tidak Ingin Pulang !

Kampus      

2 Agu 2023 | 592 FDT


Selama ini, mungkin kita sering mendengar mitos bahwa hidup di boarding school terasa seperti di penjara. Namun, anggapan tersebut sekarang perlu diubah! Boarding school pada masa kini ...

10 Negara dengan Jumlah Perokok Terbanyak, Ada Indonesia

10 Negara dengan Jumlah Perokok Terbanyak, Ada Indonesia

Nasional      

8 Jul 2024 | 123 FDT


Perokok merupakan masalah kesehatan global yang terus meningkat. Meskipun upaya pemerintah dan organisasi kesehatan telah dilakukan untuk mengurangi jumlah perokok, masih ada beberapa ...